Rabu, 24 Juni 2009

Mengapa Human Capital ?

Sebuah pertanyaan yang kadaluwarsa memang dan tulisan kecil ini hanya sekedar memantik keingintahuan saya sendiri mengapa sekarang ini istilah capital yang dipakai oleh dunia sumber daya manusia, kalau memang kesadaran bahwa manusia adalah capital alias modal sudah terbetik secara implisit dalam diskusi pemikiran adam smith yang melihat bahwa kapasitas sumber daya manusia dapat dimaksimalkan dengan spesialisasi yang mengarah pada kompetensi spesialis kemudian nyambung dengan revolusi industri di inggris akibat kemajuan teknologi dan akhirnya secara eksplisit dikemukakan oleh Frederick W. Taylor di awal 1900an yang terkenal dengan gerakan efisiensinya, lalu mengapa tidak dari dulu saja istilah human capital digunakan?
Semua tahu bahwa Istilah yang digunakan untuk meringkas kelompok pekerjaan yang terkait dengan pengelolan sumber daya manusia telah berubah –ubah.

Selama bertahun-tahun, kita telah beranjak dari penggunaan istilah "personnel" ke "human resources" (HR) dan sekarang "human capital".
Saya coba bandingkan definisi yang konon berjumlah ratusan ribu tersebut dari satu sumber saja biar lebih jelas buat saya sendiri, saya ambil dari businessdictionary.com, katanya begini tentang personnel management:
“Administrative discipline of hiring and developing employees so that they become more valuable to the organization. It includes (1) conducting job analyses, (2) planning personnel needs, and recruitment, (3) selecting the right people for the job, (4) orienting and training, (5) determining and managing wages and salaries, (6) providing benefits and incentives, (7) appraising performance, (8) resolving disputes, (9) communicating with all employees at all levels..”

Lalu tentang Human resource management, katanya begini :
“Administrative activities associated with human resources planning, recruitment, selection, orientation, training, appraisal, motivation, remuneration, etc. HRM aims at developing people through work”.

Lalu terakhir, tentang human capital management katanya begini:
“….In an organizational context, human capital refers to the collective value of the organization's intellectual capital (competencies, knowledge, and skills). This capital is the organization's constantly renewable source of creativity and innovativeness (and imparts it the ability to change) but is not reflected in its financial statements. Unlike structural capital, human capital is always owned by the individuals who have it, and can 'walk out the door' unless it is recorded in a tangible form, or is incorporated in the organization's procedures and structure”.

Alhamdulillah, saya semakin jelas sekaligus semakin bingung, setelah mencoba menyimak per definisi nampaknya sama saja tuh. Jadi apa menterengnya menggunakan istilah human capital ? Bahwa kalau menggunakan istilah human capital berarti kita menghargai sumber daya manusia secara lebih proporsional, dengan argumentasi bahwa kalau disetsrakan dengan modal maka manusia di perusahaan harus dijaga karena merupakan faktor utama bisnis?

Terus terang, sampai sekarang saya tidak mengerti mengapa istilah human capital yang banyak muncul, buat saya yang penting hakekatnya, toh mungkin banyak yang sama seperti saya, apapun istilahnya main menunya ya itu-itu aja, ini seperti ayam goreng, ada ayam goreng pemuda, ada ayam goreng perawan, ada ayam goreng kalasan, dan seterusnya –weleh, jadi laper- toh ujung-ujungnya goring ayam walaupun memiliki resep khas masing-masing…

Jadi mengapa human capital ? buat saya jawabannya sederhana: yaa..ngikutin trend istilah aja..terlepas apakah itu karena issue sejarah atau ekonomis atau bahkan politis, nyang penting hakekatnya saya pegang, hehehe..

Tidak ada komentar: